Sidoarjo, KompasTV Jawa Timur. - Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, cabang Sidoarjo yang juga Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan membantah tudingan penggelembungan data pasien Covid-19 di 11 rumah sakit rujukan.
Metode pendataan yang dilakukan rumah sakit dan Dinas Kesehatan Sidoarjo yang berbeda, membuat hasil jumlah pasien yang muncul juga berbeda. Pihak Rumah Sakit mengklaim, data yang dimilikinya lebih valid dan real, jika dibandingkan dengan data yang dimiliki Dinas Kesehatan.
Pihaknya juga tidak pernah menerima surat teguran, dari Dinas Kesehatan, sebagaimana yang dilontarkan oleh Kadinkes Sidoarjo beberapa waktu lalu.
Perbedaan data antara Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan ini dianggap sebagai pemicu ketidakcocokan data. Pihak Rumah Sakit juga melimpahkan kesalahan keterlambatan pendataan kepada Dinas Kesehatan.
Rumah Sakit mengaku, memakai sistem SIRS Online, untuk mencatat data setiap harinya secara real time. Sementara pendataan dinas kesehatan menunggu data dari pihak laboratorium.
Sementara itu Dinas Kesehatan kabupaten Sidoarjo mengakui kesalahan data, terutama ada di laporan ke pusat.
Dinas Kesehatan diketahui baru memakai sistem SIRS online, selama satu minggu atau meminta data langsung kepada pihak rumah dakit, untuk penyesuaian data. Selama ini Dinas Kesehatan memakai sistem diclare dimana arus data pasien keluar masuk sedikit terlambat.
#Sidoarjo #Jatim #Covid19 #Corona #Data #Dugaan #Rekayasa #Klarifikasi #PERSI
MEDIA SOSIAL KOMPAS TV JAWA TIMUR :
facebook : https://www.facebook.com/kompastvjatim
instagram : https://www.instagram.com/kompastvjatim
twitter : https://twitter.com/kompastvjatim