Di tengah upaya untuk meningkatkan produksi minyak yang siap jual atau lifting, realisasi produksi minyak di Indonesia terus mengalami penurunan hingga semester I-2024.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Laporan Realisasi Semester I dan Prognosis Semester II, pendapatan dari Sumber Daya Alam Migas pada semester I tahun 2024 mencapai Rp 55.509,7 miliar atau 50,4% dari target APBN 2024, mengalami kontraksi sebesar 7,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Perlambatan ini utamanya disebabkan oleh turunnya produksi minyak bumi dan gas bumi. Rata-rata lifting minyak bumi hingga semester I tahun 2024 mencapai 561 ribu barel per hari (rbph), lebih rendah dibandingkan dengan 605 rbph pada periode yang sama tahun 2023.
Di tengah penurunan produksi ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi terus berupaya meningkatkan produksi minyak.
Sekretaris Jenderal ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan bahwa upaya untuk meningkatkan produksi meliputi percepatan pemboran sumur pengembangan dan reaktivasi blok migas potensial yang masih idle. Selain itu, program reserve to production (R2P), Enhanced Oil Recovery (EOR), dan eksplorasi masif juga dilakukan.