PAPUA, KOMPAS.TV - Polemik terkait kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan di Raja Ampat, Papua Barat masih terus menjadi sorotan.
Pemerintah dinilai belum mengambil tindakan tegas dan nyata untuk menyelesaikan permasalahan ini, sementara masyarakat setempat terus mengalami dampak yang makin mengkhawatirkan.
Hutan lebat yang dulunya menjadi ciri khas kawasan ini kini berubah menjadi lahan terbuka dan gundul di sejumlah titik.
Puluhan alat berat, seperti excavator, didatangkan dari luar pulau untuk mengeruk tanah dan bebatuan di wilayah tersebut.
Kerusakan tak hanya terjadi di daratan. Laut Raja Ampat yang terkenal karena kejernihannya dan keindahan bawah lautnya kini mulai tercemar.
Air menjadi keruh, mengancam keberlangsungan ekosistem laut, termasuk terumbu karang yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama bagi para nelayan.
Merespons kondisi ini, warga mendesak pemerintah untuk mengevaluasi ulang kebijakan terkait izin tambang di Raja Ampat, mengingat kawasan tersebut merupakan destinasi wisata kelas dunia yang seharusnya dilindungi dari eksploitasi berlebihan.
#rajaampat #tambangnikel #tambang
Baca Juga Diduga Korsleting, Mobil Terbakar di Bandar Lampung & 1 Orang Luka Bakar di https://www.kompas.tv/regional/599107/diduga-korsleting-mobil-terbakar-di-bandar-lampung-1-orang-luka-bakar
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/599108/fakta-polemik-raja-ampat-lingkungan-terancam-tambang-nikel-warga-desak-pemerintah-evaluasi
